Agus Wibowo
![]() |
Prasasti Jiwu - Traylokapuri |
Melalui prasasti
ini Grindrawardhana sekaligus memperingati 10 tahun meninggalnya Singhawikramawardhana
yang tewas dalam perang antara dua Majapahit melawan pasukan Bre Kertabhumi
pada tahun 1474. Karena itu, Prasasti Jiwu juga merupakan bukti adanya perang
saudara di Kerajaan Majapahit yang terjadi antara tahun 1468 sampai tahun 1478.
Perang ini berawal dari sengketa kekuasaan setelah meninggalnya Ranawijaya yang
menjadi raja Majapahit hanya dalam 2 tahun, sedangkan putranya Bre Kertabhumi
masih bayi. Setelah tiga tahun Majapahit tidak mempunyai raja, Dewan Kerajaan
akhirnya memilih adik Ranawijaya, Girishawardhana, naik tahta. Raja ke-9
Majapahit ini memerintah selama 10 tahun dari 1456 sampai 1466 tanpa gejolak
berarti. Suksesi setelah wafatnya Girisawardhana menjadi masalah karena, yang
menggantikan adalah adiknya (Singhawikramawardhana), padahal Bre Kertabhumi sebagai
pewaris tahta Ranawijaya sudah dewasa dan berhak menjadi raja Majapahit.
Bre Kertabhumi melakukan
pemberontakan di tahun Singhawikramawardhana naik tahta, dan berhasil merebut merebut
Istana pada tahun 1468. Singhawikramawardhana yang berhasil menyelamatkan diri ke
Daha, mendeklarasikan tetap sebagai raja Majapahit. Dalam periode 1468 sampai
1478 Majapahit punya dua raja, yaitu Bre Kertabhumi (Brawijaya V) yang bertahta di Istana
Trowulan dan Singhawikramawardhana (Brawijaya IV) kemudian digantikan Girindrawardhana (Brawijaya VI) yang beristana di
Daha. Dalam perang dua Majapahit ini, Singhawikramawardhana tewas pada tahun
1474 langsung digantikan oleh putranya Girindrawardhana. Kelanjutan perang
antara dua raja ini berakhir dengan kemenangan Girindrawardhana pada tahun 1478,
dimana Bre Kertabhumi dinyatakan gugur di kedaton.
Di tahun ini
Majapahit kembali bersatu tapi sang raja tetap bertahta di Daha Kediri. Kitab
Pararaton menyebut candra sengkala Saka
Sunyanora Yganing Wong (1400 saka) yang kemudian disebut oleh Babat Tanah
Jawa dengan candra sengkala Sirna Ilang
Keraning Bhumi (1400 saka). Betul bahwa Majapahit di Trowulan telah hilang karena ibukota menjadi hanya di Daha Saja. Tapi Majapahit masih ada, dengan raja Girindrawardhana yang beristana di Daha. Kerajaan Majapahit ini kemudian bersaing dan berperang dengan Kerajaan Demak dan mengalami kekalangan di tahun 1501.