Agus Wibowo
![]() |
Salah satu lempeng Prasasti Sukamerta |
Setelah dilantik menjadi Raja Majapahit di tahun
1293, Raden Wijaya yang bergelar Rajasawardhana, segera menyampaikan rasa
terima kasih kepada orang-orang telah berjasa kepadanya. Aria Wiraraja menjadi
Pesangguhan di Istana Majapahit dan wilayah timur Majapahit berpusat di
Lumajang, Ranggalawe menjadi Adipati Tuban, Lembu Sora menjadi Patih di Daha,
dan Lembu Nambi menjadi Mahapatih di Kerajaan Majapahit. Selain itu, Raden
Wijaya juga mengangkat tujuh (7) orang Darmaputra yang menjadi orang
kepercayaannya di istana, terdiri dari Ra Kuti, Ra Semi, Ra Wedeng, Ra Yuyu, Ra
Banyak, Ra Tanca dan Ra Pangsa. Jabatan Darmaputra ini hanya ada di masa
Kekuasaan Raden Wijaya, dan hanya tercatat di Pararaton. Para Darmaputra ini
diangkat dari para jawara atau penguasa wilayah (selevel kuwu) yang berjasa kepada
Raden Wijaya sampai berhasil mendirikan Kerajaan Majapahit. Mereka diberikan
gelar Radyan yang disingat Ra.
Selain memberikan posisi atau jabatan di istana,
Raden Wijaya juga memberikan penghargaan berupa pembebasan pajak bagi beberapa
desa, dua diantaranya adalah Desa Kudadu dan Desa Sukamerta. Pemberikan
penghargaan kepada dua desa ini dikukuhkan dalam bentuk prasasti, yaitu
prasasti Kudadu dan Prasasti Sukamerta. Dalam Prasasti Kudadu yang dibuat pada
tahun 1294 menyebutkan bahwa “pejabat desa Kudadu mendapat anugerah raja adalah
karena mereka telah berjasa memberikan perlindungan dan bantuan bagi raja
sewaktu belum menjadi raja dengan nama Nararyya Sanggramawijaya”. Perlindungan
pemerintah desa Kudadu ini dilakukan ketika Raden Wijaya dikejar oleh Pasukan Jayakatwang
sewaktu melakukan penyerangan ke Istana Singasari pada tahun yang menewaskan Kertanegara
pada tahun 1289. Berkat disembunyikan oleh pemimpin Desa Kudadu, Raden Wijaya
berhasil menuju ke pantai untuk melanjutkan pelarian dengan berlayar ke Sumenep
di Ujung timur Madura.
Desa Sukamerta mendapatkan penghargaan dari Raden
Wijaya juga berkaitan dengan pelariannya dari kejaran pasukan Jayakatwang.
Bedanya, apabila pemerinah desa Kudadu memberikan perlindungan selama
persembunyian, Kepala Desa Sukamerta ikut dalam pelarian Raden Wijaya, bahkan
ikut sampai mengarungi laut menuju ujung timur Pulau Madura dan bertemu Aria
Wiraraja di Sumenep. Berkat bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapatkan
kepercayaan dari Jayakatwang untuk membuka hutan Tarik yang kemudian menjadi
pusat Kerajaan Majapahit. Penghargaan kepada Desa Sukamerta dikukuhkan melalui
Prasasti Sukamerta yang dibuat oleh Raden Wijaya pada tahun 1296.***
No comments:
Post a Comment