Gus Bowii
![]() |
Kapal lewat Perairan Bangka Selatan |
Abad 13
ditandai dengan ekspansi kekaisaran Mongol ke seluruh daratan Asia dan Eropa.
Dari wilayah Gurun Gobi di Utara wilayah
China, Pasukan Mongol yang dipimpin Jenghis Khan bergerak ke Barat sampai
Eropa, ke Barat Daya sampai Semenanjung Arab menghancurkan Kekhalifan Abassyah.
Ke arah selatan mereka menembus kokohnya tembok China dan membangun Dinasti
Yuan. Dinasti di bawah pimpinan Kubilai Khan terus merangsek ke tenggara menguasai
wilayah Indochina.
Kertanegara
yang berkuasa di Kerajaan Singasari memperhatikan pergerakan Pasukan Mongol
atau Tentara Tar Tar dan melakukan langkah antisipasi. Pada tahun 1275, Sri
Kertanegara mengirim ekspedisi Pamalayu, untuk menggalang kerajaan-kerajaan di
wilayah Melayu untuk membangun koalisi menahan ekspansi Pasukan Mongol yang
berkuasa di utara, di daratan China. Ekspedisi untuk membangun koalisi ini
sempat menghadapi perlawanan dari Kerajaan Darmasraya, tapi kemudian misi
membangun kerjasama antar-kerajaan di wilayah Nusantara ini meraih hasil. Hal
ini membuat Kertanegara berani dengan tegas menolak dan mengusir utusan Pasukan
Mongol yang datang menyampaikan pesan Kubilai Khan agar Singasari tunduk di
bawah kekuasaan Dinasti Yuan di China.
Pada tahun
1286, Kertanegara mengirim lagi ekspedisi Pamalayu yang dipimpin Kebo Anabrang.
Ekspedisi ini bertujuan mengukuhkan kesepakatan yang sudah dihasilkan dalam
ekspedisi sebelumnya. Rombongan ekspedisi ini membawa Arca budha Amogapasa yang
di sisi belakangnya ditulis piagam pada lempeng batu yang kemudian dikenal
sebagai Prasasti Padang Roco. Berdasarkan prasasti di bagian belakangnya, Arca
Amogapasa dimaksudkan sebagai tanda persekutuan dari Kerajaan Singasari di
Pulau Jawa kepada Kerajaan Darmasraya yang berkuasa di Pesisir Timur Pulau
Sumatera. Sebagai timbal balik, Raja Darmasraya mengirimkan dua orang putrinya
untuk diperistri Raja Singasari.
Begitu
rombonga ekspedisi Pamalayu sampai di Pulau Jawa pada tahun 1293, ternyata
sudah terjadi perubahan besar di Pulau Jawa. Pertama, Kerajaan Singasari sudah tidak ada lagi dan Raja
Kertanegara tewas diserbu Pasukan Gelang-Gelang yang dipimpin Jayakatwang. Kedua, Jayakatwang yang membangun
istananya di Daha juga sudah hancur oleh serbuan Pasukan Sangrama Wijaya
dan Pasukan Mongol yang mau membalas
dendam kepada Raja Kertanegara. Ketiga,
Pasukan Mongol sudah diusir oleh Pasukan Sangrama Wijaya dengan tipu muslihat
dan gerilya. Keempat, telah berdiri
kerajaan Majapahit dan Sangrama Wijaya dilantik sebagai raja yang ditahbiskan
sebagai anggota Wangsa Rajasa, penerus Kerajaan Singasari.
Singkat
cerita, dua putri kerajaan Melayu yang ikut rombongan Ekspedisi Pamalayu
diperistri oleh dua orang. Sang kakak yang dikenal sebagai Dara Putih dijadikan
istri oleh Sangrama Wijaya dan adiknya Dara Jingga menjadi istri kepala
rombongan Ekspedisi Pamalayu, Rakryan Mahamantri Dyah Adwayabrahma yang dikenal
akrab sebagai Kebo Anabrang. Dara Putih menurunkan seorang putra, Jayanegara,
yang kemudian menjadi Raja Kedua Majapahit pada tahun 1312. Dara Jingga
mempunyai seorang putra, Adityawarman, yang tinggal di istana setelah Kebo
Anabrang dibunuh oleh Lembu Sora dalam skandal Pemberontakan Ranggalawe. Adityawarman
berjasa dalam membangun kekuatan Majapahit di wilayah barat, berhasil
menjalankan misi diplomasi ke Kerajaan di China, kemudian pulang untuk menjadi
penguasa di Kerajaan Melayu.
No comments:
Post a Comment