Gus Bowii
Karena bencana
letusan Gunung Merapi dan serangan dari Wangsa Syailendra yang menewaskan Raja
Medang, keluarga dan pengikut Kerajaan Medang melakukan migrasi besar-besaran
ke arah timur Pulau Jawa dipimpin Mpu Sindok, yang menjabat Mahamentri Hino
sejak Rakryan Watukura Haji Balitung menjadi Raja Medang. Berdasarkan Prasasti
Turyyan, pusat Kerajaan Medang yang baru di bawah pimpinan Mpu Sindok ada di
Tamwlang, diperkirakan di Tembelang, Kabupaten Jombang. Hal ini bisa dilihat
pada kalimat “Sri maharaja makadatwan i tamwlang”.
Prasasti Turyyan dikenal juga dengan sebutan Prasasti Watu
Godeg karena ditemukan Kampung Godeg Kelurahan Tanggung, Kecamatan Turen
Kabupaten Malang, dalam bentuk lempeng batu setinggi 130 cm, lebar 118 cm dan
tebal 21 cm, yang masih berdiri di tempatnya. Prasasti Turyyan dibangun sebagai
pengukuhan atas pemberian tanah oleh Mpu Sindok kepada kepada tokoh Desa
Kulawara untuk mendirikan bangunan suci. Naskah dalam prasasti ini ditulis
bolak-balik, di bagian depan terdiri dari 43 baris dan di bagian belakang
terdiri dari 32 baris.
Dari Dari hasil riset JG de Casparis dalam
tulisannya “Where Was Pu Sindok’s
Capital Situated?” diketahui struktur Kerajaan Medang yang terdiri dari Rakai,
Rakryan, Samgat, Pu, Sang Dyah, dan Si. Mpu Sindok menjadi Raja Medang sebagai pendiri
Wangsa Isyana, seperti bisa dilihat pada gelarnya “Sri Maharaja Rakai Hino Sri
Isanawikrama Dharmottunggadewa”.
No comments:
Post a Comment