
Didorong rasa penasaran karena sangat fantastis saya berusaha
untuk tahu. Al kisah, sang kawan sedang terlibat dalam pencarian sebuah pedang
pusaka yang akan dibeli oleh pengusaha asal Swedia dengan harga 208 trilyun
rupiah. Wow, saya takjub bukan kepalang tapi sekaligus tidak percaya. Saya
makin takjub karena kabarnya pedang sudah ditemukan, bahkan transaksi jual beli
sudah dilaksanakan, tinggal menunggu pencairan uang pembayaran. Singkat cerita,
pembayaran sudah dilakukan, tidak melalui transfer bank melainkan dikirim
melalui kapal laut dari Hongkong menuju Indonesia via Singapura. Akhir Maret
2017, ada kabar bahwa kapal pengangkut uang sudah merapat di Jakarta tapi uang
tidak bisa diturunkan karena sebab yang tidak bisa dijelaskan, kemudian kapal
akan berlayar ke tempat yang aman untuk bisa diturunkan yaitu Palu.
Kisah berakhir sampai di situ, saya tidak mendapatkan kabar
lebih lanjut apakah dana sudah cair atau belum. Yang saya tahu hanya sedikit
cerita bahwa sang kawan sudah menghabiskam banyak uang untuk operasi
rahasianya, tidak kurang dari 1miliar. Jumlah yang sangat kecil dibandingkan
yang akan didapat, yaitu 3 trilyun rupiah. Terus terang saya tidak habis pikir bagaimana sebilah pedang
bisa dihargai trilyunan rupiah dan ada yang mau beli, apalagi sampai berharga
lebih dari 100 trilyun. Saya membayangkan, kalau pun ada kemungkinan yang mau
beli adalah cucu atau cicit dari seorang jenderal Jepang yang yang saat menjadi
pengusaha sukses, seorang ratus trilyuner. Selain itu saya tidak punya bayangan.
Senjata Kunci
Telusur punya tanya, saya pun dapat rahasia menakjubkan
tentang harta pusaka ini, bersandingan dengan rahasia harta karun. Tentang
harta karun, di Indonesia ada tiga jenis: pertama, ribuan ton emas yang dijarah
tentara Jepang di masa perang dunia 2 yang yang dikumpulkan di suatu tempat di
pulau di Indonesia dan Philipina, ada yang disembunyikan sebelum sempat
diangkut ke Jepang. Kedua, emas sumbangan kerajaan-kerajaan nusantara untuk
modal pembentukan negara Republik Indonesia. Sumbangan ini diberikan karena
kerajaan-kerajaan bisa menerima kepemimpinan bung Karno dan negara baru
Republik Indonesia tidak punya modal karena belum sempat menarik pajak.
Emas-emas ini konon disimpan secara rahasia, dan ada beberapa orang yang punya
peta dan kuncinya. Ketiga, emas hasil sumbangan kerajaan nusantara dijadikan
kolateral bank di Eropa tapi barangnya tetap disimpan di wilayah Indonesia,
sudah dicetak batangan dengan cap bank, dan kunci rahasia dipegang oleh
beberapa orang yang dirahasiakan.
Untuk harta pusaka, ada kisah rahasia yang membuat sebilah
pedang bisa berharga trilyunan rupiah. Pada saatnya nanti terjadi fenomena
teknologi yang tergantung pada magnet bumi, listrik dan gelombang
elektromagnetik akan padam. Maget bumi akan terbalik, listrik padam dan
teknologi online down. Akibatnya, persenjataan berbasis teknologi canggih akan
mati tak berguna, dan perang akan kembali pada senjata lama, yaitu pedang, panah,
tombak, perisai dan sebagainya.
Dalam situasi ini, pedang pusaka akan berperan dominan, dimana
ketajaman, kekuatan dan kelenturannya akan mudah mengalahkan senjata lain dan
armor baja pun bisa ditembus. Satu lagi, jika pedang pusaka dipegang oleh
manusia terpilij, kekuatan yang terpatri di dalam pedang akan membuat
pemiliknya didukung oleh kekuatan alam semesta, termasuk kekuatan gaib dari
masa lalu dan masa depan.
Jika memang demikian adanya, harga pedang yang sampai
trilyunan menjadi wajar. Penting bagi lawan agar tidak jatuh ke manusia pilihan
dan penting juga bagi kelompok pilihan untuk dapat pedang tersebut demi
memastikan kemenangan.
Harta pusaka dan harta karun, tanpa harus benar ada saja
sudah begitu menarik, kisahnya menakjubkan dan membius, memberi harapan
sekaligus melenakan. Lokasi rahasia, kunci rahasia dan manusia pilihan yang
drahasiakan membuat rahasia harta karun dan harta pusaka tetap memjadi rahasia.
No comments:
Post a Comment