Agus Wibowo
Adityawarman adalah putra dari Putri Kerajaan
Darmasraya dan Panglima Ekspedisi Pamalayu Mahisa Anabrang. Sejak Mahisa
Anabrang dibunuh oleh Lembu Sora dalam Peristiwa Pemberontakan Ranggalawe,
Adityawarma yang sewaktu kecil dikenal sebagai Mahisa Taruna dijadikan anak
angkat oleh Permaisuri dan tinggal di Istana Majapahit. Namanya mulai muncul
dalam peristiwa Pemberontakan Lembu Sora. Pararaton mengisahkan bahwa setelah
beranjak remaja, ada pejabat istana yang memberitahu Mahisa Taruna bahwa
ayahnya tewas dibunuh secara curang oleh pasukannya sendiri, yaitu Lembu Sora,
paman Ranggalawe. Dalam pertempuran di
Kali Tambak Beras, Mahisa Anabrang mengalahkan Ranggalawe tapi Lembu Sora yang
tidak tega keponakannya tewas langsung menombak Mahisa Anabrang dari belakang.
Mahisa Teruna yang
mulai dewasa menuntut Lembu Sora dihukum mati, sesuai undang-undang kerajaan.
Tuntutan ini didukung oleh pejabat istana, terutama Mahapatih. Lembu Sora akhirnya
datang ke istana setelah beberapa kali dipanggil Raja, dengan ditemani beberapa
pasukan pengawal. Tindakan Lembu Sora masuk ke istana dengan pengawal
menimbulkan kesalahpahaman dan akhirnya Lembu Sora disergap pasukan Jaga Istana
dan terbunuh.
Nama Adityawarman
mulai banyak muncul ketika Majapahit dipimpin oleh Tribuana Tunggadewi. Adityawarman
dikenal sebagai Wreddha Menteri dan Gajah Mada mulai menjadi Mahapatih di
Majapahit. Dalam Prasasti Blitar tahun 1330 Adityawarman disebut sebagai
Wreddha Menteri atau menteri senior dengan gelar Arya Dewaraja Mpu Aditya. Di
masa pemerintahan Tribuana Tunggadewi, ada dua menteri senior, dan dua-duanya
menjadi anggota Sang Panca Wilwatikta yang dikepalai oleh Rakryan Patih Gajah
Mada.
Dalam prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh
raja Kertarajasa Jayawardhanan, yakni prasasti Kudadu bertarikh 1294 M,
prasasti Penanggungan bertarikh 1296 M serta prasasti Belawi bertarikh 1305 M,
perintah raja itu ditampung oleh mahamenteri katrini dan disalurkan kepada Sang
Panca Wilwatikta, jadi jabatan wreddha menteri belum ada. Jabatan wreddha
menteri baru dikenal pada prasasti Sidateka yang dikeluarkan oleh raja
Jayanegara pada tahun 1323 M. Jabatan wreddha menteri itu dipegang oleh Sang
Arya Patipati Mpu Kapat. Nama wreddha menteri Mpu Kapat disebutkan dalam
golongan para tandha rakrian ring pakirakiran makabehan, sesudah penyebutan
patih Daha Dyah Purusa Iswara dan patih Majapahit Dyah Halayudha. Karena adanya
kata umingsor artinya ke bawah, maka kedudukan wreddha menteri Mpu Kapat ada di
bawah patih Majapahit.
Prasasti Blitar yang bertarikh 1330 M,
mencatat nama Arya Dewaraja Mpu Aditya sebagai wreddha menteri. Nama Pu Aditya
masih tercatat sebagai wreddha menteri dalam piagam O.J.O. LXXXIV atau D. 38.
Pada piagam itu disebut dalam kelompok para tandha rakrian Sang Wreddha Menteri
Sang Arya Dewaraja Pu Aditya, Sang Arya Dhiraja Mpu Narayana. Penyebutan kedua
wreddha menteri itu diikuti oleh penyebutan Sang Panca Wilwatikta yang
dikepalai oleh rakrian patih Majapahit Mpu Gajah Mada dan rakrian patih
Kahuripan.
Adityawarman berjasa
besar dalam membangun stabilitas di wilayah barat Nusantara. Posisinya sebagai
cucu Raja Darmasraya membuat kerjasama dengan kerajaan-kerajaan Sumatra
berjalan dengan baik. Selain itu Adityawarman berjasa besar dalam diplomasi
dengan Kekaisaran Cina, melalui dua kali ekspedisi diplomasi. Adityawarman juga
berhasil meyakinkan Dinasti Yuan di Tiongkok bahwa Majapahit bisa menjaga
stabilitas wilayah Nusantara dan menjamin keamanan misi perdagangan Tiongkok
yang melewati wilayah Nusantara.
Ekspedisi kedua ke
kekaisaran Cina bisa jadi merupakan moment terakhir Adityawarman sebagai
menteri senior di Majapahit. Adityawarman melanjutkan perannya dengan kembali
ke Sumatera sebagai pewaris Kerajaan Darmasraya. Jejak Adityawarman di Sumatera
bisa dilihat dari beberapa prasasti yang dibuatnya, diantaranya prasasti Bukit
Gombak dan Prasasti Amogapasa. Prasasti Amogapasa ditulis atas perintah
Adityawarman di balik Patung Amogapasa yang dikirim oleh Kertanegara sebagai
persembahan tanda persahabatan Kerajaan Singasari dengan Kerajaan Darmasraya.
Sebagai Uparaja
Kerajaan Majapahit di Sumatera, Adityawarman membangun kembali Kerajaan
Darmasraya yang diwarisi dari kakeknya Mauiwarmadewa, menaklukkan kembali
wilayah bekar Kerajaan Sriwijaya dan kemudian mendirikan Kerajaan Pagaruyung di
Sumatera Barat.
No comments:
Post a Comment