Agus Wibowo
![]() |
Candi Jajagu, sebagai pendermaan Wisnuwardhana |
Raja ketiga Kerajaan Tumapel adalah putra
Anusapati yang juga cucu Ken Dedes dan Tunggul Ametung, Seminingrat yang
bergelar Wisnuwardhana. Dia menjadi raja di Tumapel kemudian membantu Mahisa
Cempaka, putra Mahisa Wongateleng, merebut kekuasaan Kerajaan Kediri dari
Tohjaya. Kedua raja cucu Ken Dedes ini kemudian membuat kesepakatan menyatukan
Kerajaan Kediri dan Tumapel menjadi Kerajaan Singhasari. Mahisa Cempaka berhenti
menjadi raja dan Wisnuwardhana menjadi raja di kerajaan yang disatukan,
kemudian dia mengangkat putranya, Kertanegara menjadi raja muda di Kediri.
Penyatuan dua kerajaan ini
ditulis dalam Prasasti Mula Malurung yang dibuat oleh Wisnuwardhana. Prasasti Mula
Malurung mengungkap bahwa kisah tentang Ken Arok yang ada di Kitab Pararaton bukanlah
legenda melainkan sejarah factual yang benar-benar terjadi. Prasasti Mula
Malurung menuliskan dengan detil tentang anak cucu Ken Arok dan Ken Dedes,
termasuk anak cucu Ken Dedes dari suami Tunggul Ametung maupun anak cucu Ken
Arok dengan selirnya, Ken Umang. Selain itu, prasasti ini juga menjelaskan
posisi Jayakatwang, bupati Gelang-Gelang. Jayakatwang yang merupakan cicit
Kertajaya yang ditumbangkan oleh Ken Arok, menjadi menantu Wisnuwardhana
melalui perkawinan dengan putrinya. Selain prasasti Mula Malurung,
Wisnuwardhana juga memerintahkan Kertanegara yang menjadi raja muda di Kediri
untuk membuat prasasti lain, diantaranya Prasasti Kelurak yang ditemukan di
Magelang.
![]() |
Prasasti Mula Malurung |
Bersatunya
pemerintahan Tumapel di sisi timur Gunung Kawi dan pemerintahan Kediri di sisi
barat Gung Kawi menjadikan Kerajaan Singasari mencapai kedamaian dan kejayaan.
Di bawah pimpinan Wisnuwardhana, Kerajaan Singhasari mulai menjalankan politik
luar negeri yang lebih ekspansif. Selain mengembang diplomasi dengan
kerajaan-kerajaan di barat Pulau Jawa, Kerajaan Singasari melakukan ekspansi ke
Pulau Bali dan ekspedisi ke Pulau Kalimantan, terutama di pantai sisi Selatan
dan Barat. Wisnuwardhana merupakan pelopor kerajaan di Jawa Timur yang
mengembangkan politik luar negeri yang memandang pulau-pulau yang dipisahkan
oleh laut di perairan nusantara sebagai pulau-pulau yang disatukan oleh laut.
Wisnuwardhana wafat pada tahun 1268 dan didermakan di Candi Jajago.
Kebijakan politik luar negeri
yang sudah dimulai dilanjutkan oleh putranya –Kertanegara, yang sejak remaja
dikader menjadi raja muda di istana Daha di Kediri.
No comments:
Post a Comment