Agus Wibowo
Usai mengalahkan Jayakatwang, Sangrama Wijaya dan
pendukungnya kembali ke Tarik sedangkan Pasukan Mongol ke lepas pantai
Ujunggaluh untuk menginterogasi Jayakatwang dan Aria Ardaraja. Beberapa hari
kemudian panglima pasukan Mongol menagih ke Aria Wiraraja untuk mendapatkan
para putri raja sebagaimana dijanjikan. Mereka bergerak menuju Tarik menggunakan
kapal menyusuri Kali Brantas dan berjalan kaki menuju permukiman Majapahit.
Pararaton menceritakan bahwa pasukan Mongol yang
masuk ke permukiman Majapahit untuk tidak membawa peralatan perang dan tidak
perlu terlalu banyak pasukan, dengan aslasan para putri dan gadis pengiringnya
takut dengan pasukan bersenjata lengkap. Panglima pasukan mongol dan puluhan
pasukan pengawal yang datang ke permukiman Majapahit yang tidak bersenjata
lengkap akhirnya dibantai oleh dua pasukan yang dipimpin Lembu Sora dan
Ranggalawe. Pasukan Mongol yang masih ada di kapal-kapal perang diserang secara
gerilya akhirnya pergi meninggalkan Pulau Jawa.
Peneguhan sebagai anggota Wangsa Rajasa ini dilakukan karena Sangrama Wijaya mempunyai nenek moyang yang berbeda dengan Kertanegara meskipun sama-sama keturunan Ken Dedes. Kertanegara adalah keturunan dari Ken Dedes dengan Tunggul Ametung yang mempunyai putra Anusapati, cucu Wisnuwardhana dan cicit Kertanegara. Sangrama Wijaya berasal dari Perkawinan Ken Dedes dengan Ken Arok yang mempunyai putra Mahisa Wong Ateleng, cucu Mahisa Cempaka dan cicit Dyah Lembu Tal yang merupakan orang tua Sangrama Wijaya.
No comments:
Post a Comment