Timeline Monarki Nusantara
Agus Wibowo
Berbeda dengan Hayamwuruk yang tidak mempunyai putra dari permaisuri, cicitnya yaitu Kertawijaya mempunyai
tiga orang putra. Hal ini membuat siapa yang menjadi pewaris
tahta menjadi jelas, yaitu putra sulungnya. Hanya saja, hal ini menjadi
persoalan ketika penerusnya hanya berkuasa sebentar, meninggalkan putra yang
masih kecil dan dua adik yang sudah dewasa.
Pada tahun 1451 Keluarga Kerajaan Majapahit
dikejutkan oleh meningalnya Ranawijaya yang baru 2 tahun menjadi raja
Majapahit. Dewan Kerajaan Majapahit gamang dalam menentukan siapa yang dipilih
menjadi raja Majapahit, karena ada tiga orang yang pantas menjadi pewaris
tahta: dua adik Ranawijaya yaitu Girishawardhana dan Singhawikramawardhana
serta putra Ranawijaya yaitu Bre Kertabhumi yang masih bayi. Setelah tiga tahun
Majapahit tidak mempunyai raja definitive, Dewan Kerajaan Majapahit akhirnya
memutuskan melantik Girisawardhana menjadi raja. Suksesi berjalan mulus tanpa
penolakan.Suksesi berikutnya menjadi masalah ketika Girisawardhana wafat setelah 10 tahun menjadi raja Majapahit. Dewan Kerajaan Majapahit mempunyai dua pilihan pewaris tahta, yaitu putra ketiga Kertawijaya, Singhawikramawardhana dan putra Ranawijaya yaitu Bre Kertabhumi yang sudah dewasa. Dewan Kerajaan memilih Singhawikramawardhana menjadi Raja Majapahit ke-10. Pelantikan putra ketiga Kertawijaya ini membuat Bre Kertabhumi dan pendukungnya kecewa. Mereka meninggalkan istana kerajan dan melakukan pemberontakan. Pasukan Bre Kertabhumi berhasil merebut istana Majapahit di Trowulan dan Singhawikramawardhana menyalamat diri ke Kediri dan mendeklarasikan diri tetap sebagai raja Majapahit yang memerintah dari Istana Daha.
No comments:
Post a Comment