Agus Wibowo
![]() |
Gunung Penanggungan di Mojokerto
|
Dalam penyerangan Pasukan Aji Wurawari dari Kerajaan Lawram di
tahun 1006 yang menghancurkan ibukota Kerajaan Medang di Wwatan, Erlangga dan
istrinya berhasil melarikan diri dengan pengawalan guru Erlangga, bernama
Narotama. Mereka terus bergerak menghindari kejaran pasukan Kerajaan Lawram dan
Kerajaan Sriwijaya, berpindah-pindah dari Gunung Lawu, Wonogiri, Madiun,
Ponorogo, Kediri, Jombang sampai Gunung Penanggungan di Mojokerto. Setelah tiga
tahun melanglang buana dari hutan ke hutan dan dari gunung ke gunung, Erlangga
berhasil mengumpulkan sisa-sisa keluarga dan pasukan Kerajaan Medang yang
tercerapi berai. Erlangga membangun kota baru di lereng Gunung Penanggungan,
yang memiliki perlindungan alam yang cukup baik. Kota baru bagi Kerajaan Medang
ini dinamakan Watan Mas, mengingat nama kota Wwatan, kota Kerajaan Medang di
Maospati Kabupaten Magetan.
Dari Istana Watan Mas, Erlangga membangun kembali kekuatan
militer Kerajaan Medang dan menyatukan kembali wilayah-wilayah yang sebelumnya
menjadi bawahan Kerajaan Medang. Erlangga mengirim utusan ke berbagai penjuru
wilayah, termasuk ke Malang, dan Tulungagung di Selatan, ke Arah Timur sampai
Bali dan ke arah barat, salah satunya ke Kerajaan Hasin. Cukup banyak kerajaan
yang menolak menjadi bawahan Eralangga, menantu Raja Darmawangsa. Kondisi ini
membuat Erlangga harus melakukan ekspansi militer untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan
yang tidak mau menjadi koalisi. Erlangga melakukan penyerangan ke Lodoyong di
daerah Tulungagung dan Blitar, memerangi Kerajaan Hasin di barat dua kali dan
memerangi Kerajaan Lawram yang menaklukan Kerajaan Medang di tahun 1006.
Ekspansi militer oleh Erlangga semuanya berhasil kecuali
penyerangan ke Lodoyong. Kerajaan yang dipimpin oleh Ratu pengikut Dewi Durga
ini bahkan bisa melakukan serangan balasan. Pada saat Erlangga mengerahkan
pasukan secara besar-besaran untuk ekspansi ke Kerajaan Lawram, pasukan
Kerajaan Lodoyong melakukan penyerangan ke Watan Mas dan menghancurkan istana
Medang yang tidak terjaga dengan dengan maksimal. Setelah berhasil menaklukan
Kerajaan Lawram pada tahun 1032, dan mengetahui istananya hancur, Erlangga
membangun kembali istana di Kahuripan sebagai ibukota Kerajaan Medang. Kota
baru di Kahuripan yang mulai ditempati pada tahun 1036 ini membuat Kerajaan
Medang yang dipimpin Erlangga kemudian dikenal sebagai Kerajaan Kahuripan.
Pembangunan ibukota kerajaan Kahuripan yang di dekat Sungai
Brantas dan dekat laut ini
![]() |
Prasasti Pucangan Di Gunung Penanggungan |
kemungkinan dipertimbangkan berdasar dua fakta,
yaitu: Kerajaan Lawram sudah ditaklukkan dan ancaman kekuatan militer laut
Kerajaan Sriwijaya sudah hancur karena dihancurkan oleh Kerajaan Cola Mandala
dari India. Kerajaan Medang yang dibangun sebagai kerajaan berbasis gunung
berubah menjadi Kerajaan Kahuripan yang memiliki basis pertanian sekaligus
mengembangkan basis maritim. Dengan membangun basis maritime, Kerajaan
Kahuripan menjual produk pertanian ke luar Pulau Jawa dan lebih bisa
mengendalikan perdagangan produk-produk dari luar Pulau, termasuk dari China
dan India.
Sepak terjang Erlangga membangun kembali Kerajaan Medang ditulis pada Prasasti Pucangan pada tahun 1037. Lima tahun kemudian, ketika putra-putrinya telah besar, pada tahun 1042, Erlangga membagi
Kerajaan Kahuripan menjadi dua, yang diberikan kepada dua putranya, yaitu:
Smarawijaya dan Mapanji Garasakan. Erlangga melepaskan kekuasaannya sebagai
raja dan kembali ke Gunung Penanggungan sebagai resi.
No comments:
Post a Comment