Agus Wibowo
Salah satu prasasti
paling tua yang ditemukan di daerah Jawa Tengah adalah prasasti baru yang
ditemukan di Kabupaten Batang, yaitu prasasti yang berangka tahun 602 saka atau
680 masehi, yang dikenal sebagai Prasasti Sojomerto. Dinamakan demikian karena
prasasti ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Jawa Tengah.
Bisa dikatakan ini merupakan prasasti tertua yang ditemukan di Jawa Tengah.
Prasasti dalam lempeng batu ini memiliki lebar 43 cm, tinggi 78 cm dan tebal 7
cm. Naskah yang dipahat di batu ditulis dalam aksara Jawa Kuno sepanjang 11
baris, tapi dalam bahasa Melayu Kuno.
Prasasti diawali dengan
sembah dan puja kepada para dewa, terutama Dewa Siwa, kemudian dilanjutkan
dengan identitas yang membuat prasasti, yaitu Dapunta Syailendra. Ada tiga
orang lain yang disebut oleh Dapunta Syailendra, yaitu ayahnya yang bernama
Santanu, ibunya bernama Bhadrawati dan istrinya bernama Sampula.
Beberapa ahli sejarah,
salah satunya Profesor Buchori, menyimpulkan bahwa Dapunta Syailendra merupakan
tokoh atau raja yang menurunkan raja-raja Mataram di Jawa Tengah yang membangun
Candi Borobudur pada tahun 750 masehi. Prasati Sojomerto yang berbahasa Melayu
merupakan sedikit dari kebanyakan prasasti yang di Pulau Jawa yang kebanyakan
ditulis dalam bahasa Jawa Kuna atau Bahasa Sanskerta. Meskipun begitu nama
Syailendra disebutkan di beberapa prasasti lain yang berbahasa Sansekerta di
tahun-tahun kemudian. Beberapa diantaranya: Prasasti Ligor tahun 775, Prasasti
Kalasan tahun 778, Prasasti Kelurak tahun 782, Prasasti Abhayagiriwihara tahun
792 dan Prasasti Kayumwungan tahun 824.
Selain memiliki
keterkaitan dengan prasasti yang ditemukan di Jawa Tengah, gelar Dapunta
Syailendra juga disebut di dalam prasasti yang ditemukan di Pulau Sumatera,
salah satunya adalah Prasasti Kedukan Bukit yang berisi tentang eksistensi
Kerajaan Sriwijaya. Prasasti Sojomerto dan Prasasti Kedukan Bukit juga memiliki
kesamaan lain, yaitu sama-sama ditulis dalam bahasa Melayu Kuno.
Sebagai bukti sejarah,
Prasasti Sojomerto termasuk prasasti in
situ, dalam arti terletak di tempat semula sejak dibangun, yaitu di Desa
Sojomerto. Saat ini lokasi di sekitar prasasti telah menjadi permukiman
penduduk, bahkan prasasti ada di halaman pekarangan rumah warga. Pemerintah
sudah menunjukkan kepedulian dengan melakukan upaya perawatan, diantaranya
dengan memberikan pagar di sekeliling prasasti serta atap yang memayungi
prasasti dari terik matahari dan hujan.
No comments:
Post a Comment