Agus Wibowo
![]() |
Lamin Adat Kampung Mamahak Teboq |
Salah satu yang dikenal
dari masyarakat suku Dayak di Kalimantan Timur adalah Lamin Adat atau rumah
lamin. Rumah ini dikenal sebagai rumah panggung kayu yang tinggi dan panjang,
yang bisa dihuni oleh beberapa keluarga. Rumah panjang yang dibangun dengan kayu
ulin atau kayu besi ini bahkan ada yang dihuni oleh 100 orang. Meskipun begitu
lamin adat tidak selalu tinggi, besar dan panjang yang bisa menampung beberapa
keluarga. Hanya saja lamin adat memang merupakan bangunan yang selalu ada di di
kampung atau desa di masyarakat dayak.
Dari beberapa kampung
di Kecamatan Long Hubung dan Kecamatan Apari Kabupaten Mahakam Ulu, ada juga
lamin adat yang tidak terlalu besar meskipun termasuk bangunan terbesar di
kampung. Secara fisik, Lamin Adat bisa dikenali dari ornamen yang kelihatan
dari luar, yaitu adanya ukiran atau patung kayu di bagian depan atau di kiri
kanan tangga untuk naik ke Lamin Adat. Patung atau ukiran ini merupakan simbol
perlindungan atau penjagaan dari gangguan atau serangan gaib kepada warga.
![]() |
Merapalkan doa di tiang pancang utama Lamin Adat |
Eksistensi Lamin Adat
sangat penting bagi masyarakat Dayak, termasuk yang di Kalimantan Timur. Selain
merupakan bangunan pertama yang dibangun, Lamin Adat juga segera
"ditegakkan" jika mengalami kerusakan. Contoh tentang hal ini terjadi
Kampung Tiong Ohang di Kecamatan Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu. Bangunan
kayu besar di kampung yang berbatasan dengan Kalimantan Tengah serta dekat
dengan Kalimantan Barat dan perbatasan dengan Malaysia ini terbakar pada tahun
201x. Masyarakat segera mengumpulkan dana dan mendirikan kembali Lamin Adat
mereka. Pendirian kembali Lamin Adat dilakukan dengan didahului upacara adat
dan dikerjakan melalui gotong royong.
![]() |
Gotong Royong Menegakkan Lamin Adat |
Unsur utama yang
ditegakkan adalah tiang pancang utama yang terbuat dari kayu ulin besar dan
berukir pada bagian atasnya. Tiang berbentuk gelondongan kayu ini merupakan
tiang utama rumah lain yang terbakar. Sebelum ditegakkan, tiang pancang utama
atau soko guru dan lubangnya dibacakan mantra dan disiramkan air doa.
Penegakkan tiang utama
Lamin Adat dilakukan secara gotong royong, melibatkan kaum laki-laki maupun
perempuan. Setelah tiang utama ditegakkan, proses konstruksi Lamin Adat
dilanjutkan yang dikerjakan oleh ahli-ahli atau tukang kayu.
Dewan Adat
Lamin Adat tidak
terpisahkan dengan dewan adat yang selalu ada di kampung-kampung masyarakat
adat. Berdasarkan naskah profil kampung di Kabupaten Mahakam Ulu, ada Dewan
Adat yang beranggotakan 5 orang. Keberadaan Dewan Adat ini sangat penting bagi
masyarakat Kabupaten Mahakam Ulu, sehingga disahkan dengan Surat Keputusan
Bupati. Selain berperan dalam pelaksanaan upacara adat, Dewan Adat juga
memegang peran penting dalam peradilan adat, terutama untuk upaya resolusi jika
terjadi konflik.
Pembangunan Lamin setelah Tiang Utama Ditegakkan |
Ada beberapa upacara
adat yang kuat dijalankan oleh masyarakat Dayak di Kalimantan Timur, ada
upacara kelahiran, perkawinan sampai upacara kematian. Ada juga upacara untuk
mulai menanam dan memanen padi -dan banyak upacara adat lainnya.
Dalam upacara adat
pertanian, sosok bangsawan mempunyai posisi penting dalam masyarakat adat.
Tokoh yang dalam Bahasa Dayak disebut sebagai Sufii ini mempunyai posisi
istimewa di saat mulai menanam padi maupun di saat memulai panen. Penanaman
padi yang disebut nugal dimulai dengan gotong royong menanam padi untuk Sufii
kemudian dilanjutkan dengan menanam padi secara bergiliran untuk petani
lainnya. Pada saat panen pun hampir serupa. Awalnya padi dipanen sedikit lalu
dimasak untuk upacata adat, kemudian dilanjutkan dengan panen atau ngotom
secara gotong royong bergiliran sampai selesai.
Model ritual adat yang
melibatkan sosok sufii ini dipraktekkan di kampung-kampung wilayah dataran
rendah seperti di Kecamatan Long Hubung maupun di wilayah hulu yang berbukit di
Kecamatan Long Apari. Di kampung-kampung selevel desa di jantung Borneo ini
memang adat dijunjung tinggi. Bukan sekedar sebagai upacara melainkan juga
untuk membangun sinergi sosial dan harmoni dengan alam.
Kehidupan masyarakat
Dayak di hulu Sungai Mahakam memang sangat penuh tantangan alam, karena di
kelilingi hutan luas dan menggantungkan akses pada aliran sungai, yang sering
deras, banyak riam dan batu yang berbahaya. Bahaya yang bisa mendatangkan
keindahan bagi para petualang yang menyukai tantangan alam dan ingin mengenal
adat.
No comments:
Post a Comment