Agus Wibowo
![]() |
Lontar Kisah Nabi Yusuf di Museum Sri Baduga Bandung |
Kisah Nabi Yusuf dan Legenda Damarwulan sama-sama bercerita
tentang pemuda tampan, dekat dengan penguasa, dan punya hubungan khusus dengan
perempuan cantik di istana kerajaan. Nabi Yusuf dikisahkan secara utuh,
panjang-lebar dan tuntas di Al Quran dalam Surat ke-12 yaitu Surat Yusuf
sebanyak 111 ayat. Nabi Yusuf hidup di istana dan ketampanannya mempesona
Zulaikha yang berujung fitnah dan mengantarkannya ke penjara. Di dalam penjara dia memecahkan
teka-teka dari mimpi raja yang melihat 7 sapi gemuk dan 7 sapi kurus, sebagai masa
makmur 7 tahun yang disusul kemudian dengan masa kerontang selama 7 tahun .
Nabi Yusuf pun dipercaya jadi pejabat kerajaan untuk
mengelola logistik kerajaan agar bisa mengatasi kesenjangan antara makmur 7
tahun dengan paceklik 7 tahun. Ramalan terjadi dan kerajaan pun selamat dari bencana kekeringan panjang kerena pengetahuan dan pengelolaan logistik yang benar. Ketika orang tua, adik dan kakak-kakaknya
terlunta-lunta karena kelaparan, Nabi Yusuf akhirnya menemukan dan menolong
mereka. Meskipun pernah dicelakakan oleh kakak-kakaknya yang cemburu dengan
dicemplungkan ke sumur, Nabi Yusuf tetap menolong kakak-kakaknya.
Kisah Damarwulan tersebar sebagai dongeng tentang seorang
pemuda desa yang mengabdi di istana Kerajaan Majapahit, sebagai pengurus kuda.
Al kisah penguasa Majapahit yang bergelar Ratu Kencana Wungu (emas
ungu) menghadapi kesulitan akibat pemberontakan yang dilakukan oleh Minakjinggo
yang berkuasa di Blambangan. Sang Ratu mengirim pasukan Majapahit untuk
menumpas Minakjinggo tapi semua gagal.
Ratu Kencana Wungu pun membuat sayembara
yang intinya “Barang siapa bisa mengalahkan Minakjinggo dan menumpas
pemberontakan Blambangan: bila perempuan akan diangkat sebagai saudara, jika
laki-laki akan dijadikan suami dan seterusnya).
Damarwulan yang
memang sudah lama mengabdi kepada kerajaan ikut sayembara. Dia segera bergerak
ke ujung timur Pulau Jawa di Banyuwangi, dan melakukan aksi intelijen. Dia akhirnya tahu
bahwa sumber kekuatan Minakjinggo adalah “gada wesi kuning”, lalu dia susun
rencana untuk mencurinya. Dengan ketampanannya Damarwulan menggoda istri-istri
Minakjinggo, yang kemudian mencuri gada wesi kuning untuk diberikan kepada Damarwulan. Singkat
cerita Damarwulan mengalahkan Minakjinggo dengan senjata logam pemukul berwarna keemasan milik Minakjinggo. Sesuai janji sayembara, Damarwulan
menjadi suami ratu Kencana Wungu. Dan sesuai janjinya, Damarwulan pun memperistri
istri-istri Minakjinggo.
Naskah Lontar dan
Kitab Aksara Arab
![]() |
Kisah Damarwulan dalam Kitab Beraksara Arab |
Ketika berkunjung ke Museum Sri Baduga di Kota Bandung, saya
melihat naskah dalam tumpukan lempeng bilah lontar yang diikat benang di sisi
kira dan kanan, yang ternyata merupakan Kisah Nabi Yusuf. Saya sedikit takjub
karena kebanyakan naskah dalam daun lontar berkisah tentang kerajaan-kerajaan
masa Hindu-Budha di Pulau Jawa –seperti naskah Pararton, Kitab Negara
Kertagama, bahkan Serat Calon Arang. Saya menemukan hal sebaliknya saat
berkunjung ke Museum Mpu Tantular, Museum Provinsi Jawa Timur, yang ada di
Kabupaten Sidoarjo. Di bagian oleksi naskah dalam daun lontar dan buku tua,
saya melihat buku bertuliskan aksara Arab yang ternyata justru berisi kisah
Damarwulan.
Meskipun takjub dan penasaran saya tidak tergoda untuk
meminjam atau membacanya. Selain karena hanya berkunjung sebentar, saya juga
sudah tahu cerita dari kedua kisah tersebut, baik dari dongeng guru Agama,
dongeng guru Bahasa Jawa, buku kisah Anak maupun membaca terjemahan Al Quran
Surat Yusuf. Saya lebih takjub karena dua naskah ini seperti membantah dugaan
banyak orang, setidaknya dugaan saya, bahwa kisah kerajaan masa Hindu ditulis
dalam bahasa Sanskerta dan Aksara Palawa atau Jawa Kuno dan sebaliknya.
Fakta dua naskah yang kelihatan tidak biasa ini setidaknya
menunjukkan bahwa pertukaran nilai selalu terjadi sepanjang masa. Baik
berkaitan dengan substansi pesan maupun wadah media, aksara dan bahasanya.*
No comments:
Post a Comment